Sunday, November 28, 2010

dear SOMEONE BIG THERE

kemarin aku merenung singkat....
konyol sepertinya,
tp aku melihat ini dengan sudut pandang, aku sebagai anak kecil..


dear : SOMEONE BIG THERE...

Aku tahu engkau adalah Tuhan yang berhak menentukan segalanya tentang hidupku.
Aku tahu engkau adalah Raja yang berhak memberi penghukuman dan penghargaan pada lakuku.
Aku tahu engkau adalah Bapa yang berhak menegur dan menyemangati aku ketika aku jatuh.
Aku tahu engkau adalah Kekasih yang berhak meminta segalanya dari aku.

Tp, kali ini, hadirlah bersamaku sebagai "s"ahabat. berdirilah disampingku, bersama daging ku..


dengarlah setiap rintihan yang hampir tak terdengar oleh siapapun.
dengarlah setiap erangan yang hampir tak tau harus ku luapkan kemana.

lihatlah smua proses yang sulit yang aku jalani dan hampir membuatku menyerah.
lihatlah bagaimana aku seperti mayat ketika menjalani tantangan TUHAN.
lihatlah bagaimana aku tetap menyeret dagingku yang telah berdarah-darah.
lihatlah bagaimana intimidasi yang roh ku dapatkan, dan bagaimana peperanganku..

Aku tahu engkau TUHAN yang sanggup melakukan segalanya, berhak atas segalanya.

tp kali ini, biarkanlah aku melihat"m"u sebagai sahabat, berdiri disampingku.. lihatlah aku, setiap lajuku yang hampir mati dan memaksa hidup...

hanya lihat, dengar, dan rasakan... selebih dr itu, aku tahu engkau TUHAN, engkau layak mendapatkan dan menentukan segalanya..

aku tahu..

kali ini saja...

Sunday, November 14, 2010

"menjadi kuat adalah keharusanku"

berulang kali aku katakan kepada diri ku sendiri dan kepada dunia, "menjadi kuat adalah keharusanku"

"Jangan menunjukkan kelemahanmu kepada dunia, dunia tidak membutuhkannya. Jangan menunjukkan kelebihanmu kepada Tuhan, tuhan tidak membutuhkannya."

pernyataan itu terlalu membeku diraga, jiwa, dan roh ku.

Yah, menjadi kuat adalah keharusanku..

meski, ketika lutut telah bertemu dengan tanah.

makna tak lagi terasa..

darah tak lagi sampai di kepala..

warna tak lagi berasa di wajah..

kulit dan daging tak lagi sempurna..

waktu tak lagi menyapa..

sudut tak lagi memiliki ruang untuk bersinggah..

dada tak lagi berhak merasa..

jantung tak lagi merindukan nyawa...

cinta tak lagi bertahta..

yah, aku harus kuat.. bangkit, berjalan, berlari, jatuh lagi, bangkit lagi...

aku harus kuat...

meski dunia tak lagi berjasa...

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...