Thursday, May 16, 2013

Perasaan Terbaik

Saya menyadari, salah satu kelebihan yang Tuhan berikan kepada saya adalah kemampuan berkomunikasi. Mulai dari kemampuan mengajar, menyatakan pendapat, mengungkapkan pikiran dan perasaan, dan sebagainya.

Yah, aku pernah berpikir segala hal nya dapat aku tuangkan dalam kata-kata. 
Segala perasaan dan pikiran dapat aku gambarkan dengan kata-kata. Biasanya seperti itu.
Setidaknya kata-kata hati yang sulit akan coba aku tuangkan dalam puisi, atau sekedar syair-syair.

Tapi masa-masa ini tampaknya ada yang aneh, aku kehilangan banyak kosakata untuk mengungkapkan rasa yang ada dalam diriku. Ibarat air yang mengalir pada sebuah selang pipa karet dan ujung lubang pipa tersebut di tekan. Lama kelamaan air yang berada dalam pipa itu akan merasa sesak, seakan-akan hampir meledak, sehingga air itu memaksa keluar dari tekanan yang menghambatnya tadi. Yah, begitulah rasanya ketika saya mendapati ketika saya sendiri tidak mampu mendeskripsikan apa yang terjadi di dalam. 

Yah, Tuhan menciptakan saya dengan kompleksitasnya yang luar biasa, Terkadang menggunakan otak yang hanya dimanfaatkan 5% ini ternyata tidak cukup mampu memahami apa yang terjadi dalam saraf-sarafnya sendiri. (penelitian menyatakan bahwa manusia hanya menggunakan maksimal 5% dari kapasitas otaknya).


Saya sering kali mendapati diri saya sendiri sedang terdiam. Saya tengah bergumul sendiri untuk membuat sketsa dari apa yang saya rasakan, dan bagaimana menjembatani itu untuk dibagikan kepada orang lain.

Hah.... Semakin aku memaksa menjabarkan rasa ku, semakin bodoh aku terlihat. Entah mengapa.

Hanya saja, saya mendapatkan suatu pelajaran bermakna.
Dari kegelisahan (yang tidak jelas ini) saya menyadari bahwa perasaan terbaik ternyata muncul bukan ketika Anda mampu mengungkapkan apa yang Anda rasakan, dan membuat orang mengerti apa yang sedang Anda rasakan itu.

Ternyata, perasaan terbaik itu muncul ketika ada yang memahami Anda bahkan sebelum Anda berusaha menjelaskan apapun. 


 - segala sesuatu yang berasal dari hati, akan menyentuh hati. -


Friday, May 10, 2013

Berpindah Batas


BERPINDAH BATAS




Spektrum cahaya itu pernah merampas ruang pandangku
Bias-bias warnanya tampaknya berhasil menyulap emosi
Ilusi dan nalar tertimbun pada dua sudut magnet yang bersebrangan
Ah, refraksi... Aku tidak bermaksud merangkai fatamorgana.
Itu bak hukum gravitasi yang tak khayal aku tepis.
Aku memaksa agar elektron-elektron segera beranjak dari tempatnya,
Mengguncang kenyamanan resonansi negatif ini pergi dari kubangannya
Yah, difraksi, tak terelakan menggelembung di permukaan.
Lantas?
Peduli setan dengan reaksi sentrifugal
Jiwaku ku tidak dibatasi karena lintasan.
Aku meloncat ke perbatasan frequensi yang lain.
Putih.... Yah, tidak lagi tampak gradasi.
Melenyapkan delusi yang rapih.
Itulah pola dasar yang sejati.

-Jeans Esparanci-
10 Mei 2013






-dedicated to : The Strong One-  :D


tag : puisi fisika

Thursday, May 9, 2013

"Jangan Habiskan Emosi"

Hari ini terdengar beberapa kali statement unik :


 - "Jangan habiskan emosi kamu karena 'hal itu'." - 



Mungkin Anda sepakat dengan saya, bahwa kesan yang muncul saat mendengar kalimat itu adalah : "'Hal itu' tidak penting, jangan kamu capek-capek mikirin 'itu', simpan saja energi, dan mikirin hal yang lebih penting."


== == ==


Sejak kecil, saya gemar sekali dengan olahraga bulutangkis. Kemudian sejak dari SMP saya mulai fokus menekuninya. Mungkin prestasi saya yang-setidaknya-menurut-saya paling membanggakan sewaktu duduk di bangku sekolahan, ya cuman bulutangkis. 
Di tahun 2005, di tengah pertandingan mewakili sekolah saya di kompetisi se-Sumatera Utara, saya mengalami cedera setelah mencoba melakukan jump smash .(efek berat badan kayaknya. hahaa). Alhasil saya tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan. 

Singkat cerita, saya didiagnosa mengalami cedera otot di lutut kanan saya. jujur saya tidak tahu jelasnya.
Hanya saja saya dilarang untuk bermain badminton minimal 6 bulan.

Reaksi saya adalah : kekeuh! 
Saat itu adalah musim turnamen. Turnamen antarkelas lha yang terdekat. (SMA saya memiliki setidaknya 25 kelas dengan jumlah murid kurang lebih 45 orang /kelas). 

Saya tidak rela jika hanya berdiri di pinggir lapangan. Alhasil saya paksa terus dengan menggunakan segala macam perangkat dan mengikuti pertandingan.Menangis sebelum pertandingan karena cemas, menahan teriakan sakit saat pertandingan, menangis lagi setelah pertandingan karena seluruh rasa campur aduk. haha. benar-benar menguras emosi. 
Yah, mungkin dalam 1 set pertandingan, saya harus berhenti setidaknya 3x karena terjatuh dan kesakitan karena cedera yang belum sembuh. 

Singkat cerita, di musim itu saya berhasil meraih medali emas untuk ganda campuran, emas untuk ganda putri, dan perak untuk tunggal putri. Praise The Lord.

Meskipun hingga kini saya harus ekstra hati2, karena otot kaki saya menjadi agak sensitif. Ketika terjadi hentakan yang terlalu kuat, maka akan sering terkilir kembali. haha. 
Namun saya tidak pernah menyesali hal yang saya lakukan dulu. I were happy, I enjoyed the moment so much, i got something to share in the future (like right now), and I WON the champion. :')


Yang ingin saya petik adalah :

Jika saya mencintai sesuatu, tentu saja saya tidak peduli seberapa banyak energi yang harus saya keluarkan untuk melakukannya, ataupun seberapa banyak emosi yang terkuras karenanya.
Karena saya happy, saya menikmatinya, saya memiliki kesan mendalam dengannya, dan saya tau seberapa worth-it yang saya perjuangkan. :)

Yah, worth it!!
Don't give up dengan something yang kamu rasa pantas untuk diperjuangkan. :)

Selalu Ada Hal Baik

Hah.. rencana tinggalah rencana.

Hari ini pulang dari kantor pukul 18.30 WIB. meskipun besok hari libur nasional, saya tidak tertarik untuk pergi kemana-mana malam ini. Rencana saya awalnya tidur hingga pukul 20.00, setelah itu lanjut kerjain pekerjaan-yang-entah-dimana-ujungnya.
Namun apa daya, sakit kepala akibat flu dan batuk yang belum kunjung sembuh ditambah dismenore karena kondisi tubuh tidak fit, membuat tersontak terkaget saat bangun dari tidur dan waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB.
haishh..

Alhasil perasaan bersalah muncul. Yah maklum, saya 70% task oriented. hehe.

Daripada berlarut-larut menyalahkan diri sendiri yang membuat segala hal tidak lebih baik, saya memutuskan untuk memberikan toleransi kepada diri (bukan kompromi) bahwa memang adalah lebih bijak meninggalkan "beban pekerjaan" sejenak di hari libur.


Kemudian saya mencoba mengambil pelajaran dari hal tersebut. Hal kecil, seperti : alangkah baiknya melakukan cek ulang atas alarm di telepon genggam terlebih dahulu sebelum tidur.

alhasil di pukul 02.45 WIB ini saya masih terjaga.
Namun jujur, saya menikmati waktu-waktu sendiri seperti ini. menikmati keheningan tanpa adanya bunyi-bunyi dari seluruh instant messanger yang biasanya tidak pernah lepas pagi hingga malam hari.

Saya bisa kembali mengasah gaya menulis saya di blog ini, merenungkan hal-hal yang perlu diinstropeksi kembali, mengganggu kamar sebelah dengan petikan gitar serta nyanyian dari suara saya yang sedang 3S :serak-serak seksi , dimana semua hal tersebut hampir tidak memungkinkan saya lakukan di hari-hari lainnya di tengah hiruk pikuk ibukota tercinta. << calon psikolog yang (sok) sibuk. hehe. (terus rencana kerjain kerjaannya kapan ya??)



Selalu ada hal baik yang bisa di petik dalam setiap kesalahan, bukan? :)


Love God, Love yourself, Love others. >> one of the key of "How to be Happy" - by me. :)

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...