Friday, September 27, 2013

Polisi Tidur

Aku gak tau apa yang org lain rasakan mengenai hal ini, tp ini yang aku alami.

Jika Anda naik sebuah kendaraan, entah sepeda, motor, mobil, atau apapun, dan beberapa meter di hadapan Anda melihat ada polisi tidur, apa yang akan Anda lakukan? Mencari celah agar Anda bs menghindarinya? Setidaknya memperlambat laju kendaraan Anda mungkin?


saya menyadari satu hal ketika perjalanan pulang menuju kantor td. lamunan saya membawa saya kepada 15 tahun yang lalu, ketika saya masih kecil dan remaja.
Saya ingat, kayaknya saya selalu melaju dengan kencang dengan sepeda saya, dan sengaja mencari polisi tidur. saat itu saya begitu menikmati sensasi lonjakan nya, bahkan saya sengaja mengangkat badan saya dari tempat duduk sepeda, sehingga saya seperti terbang.
Yah, saya ingat saya pernah jatuh dari sepeda tersebut, (dan tidak mungkin memberi tahu orang tua saya karena orang tua saya akan tambah marah jika tahu saya jatuh), dan hal itu tidak membuat saya kapok trnyata.

Entah kenapa, semakin bertumbuh besar, dan entah sejak kapan, saya mulai menghindari polisi tidur. Ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika ssorg bertumbuh besar :
1. Takut sepedanya rusak.
semakin dewasa, kita akan semakin berhati2 menjaga barang2 kita, sangat berhati2 sehingga kita trlalu fokus dan melupakan hal lain. (aku pernah dengar quote : semakin banyak harta kita, semakin banyak usaha yang kita keluarkan untuk menjaga harta tersebut. sedangkan semakin banyak ilmu yang kita miliki, semakin banyak ilmu tersebut menjaga kita). seberapa banyak dr kita yang terlalu fokus dengan uang, sehingga lupa dengan mimpi kita? lupa dengan keluarga? atau lupa dengan sang pencipta...?

2. Takut jatuh
semakin dewasa, kita semakin tidak berani mencoba hal2 yang seru karena terlalu takut akan jatuh, dan sakit. berhati2 memang perlu, tetapi jika sudah sampai takut, yakinlah kita tidak akan pernah kemana2, dan berada di situ situ saja. Apakah Anda pernah disakiti sehingga takut mencintai? bangkitlah dan coba lagi, atau Anda berada dalam keterpurukan seumur hidup.

3. Takut tidak nyaman
Semakin dewasa, kita semakin gelisah ketika ada guncangan terjai dalam hidup kita. saya ingat ketika saya kecil, bahkan saya tidak pernah cemas memikirkan kecepatan berlari saya, hingga saya masuk ke selokan dan tangan saya berdarah. Saya menangis, tp habis itu saya tertawa lg, dan berlari lagi. berapa banyak org dewasa yang sudah jatuh dan gagal, kemudian tidak mau mencoba lagi? atau merasa sudah nyaman? Terkadang org dewasa itu lupa bahwa dia pny kemampuan untuk bangkit dari kejatuhan.

Aku belum menemukan insight baru lg. :)) jika sudah nanti aku tambahin lg ya..

Monday, September 23, 2013

manusia itu egois (revised)

katanya sih, manusia pada dasarnya egois.

pernah gak Anda mengalami hal seperti ini ketika SMA : Anda memberikan contekan kepada teman Anda ketika ujian, namun nilai dia lbh tinggi dr Anda. apa yg Anda rasakan? kesal karena artinya ada jawaban yg dia bs, tp dia tidak kasih tau? krn guru lbh menilai dia bagus dr Anda?

trnyata cerita serupa bs terjadi di area kehidupan mana saja.
tempat kerja misalnya. Anda yg memberikan pendapat kepada teman Anda, dan dia yg melaporkannya kepada atasan, seakan2 itu kerjaan dia, hasil pemikiran dia yg brilliant, dan Anda terkesan gak ngapa2en.
benarkah sulitnya mengakuikontribusi org lain? kalau Anda mau "nebeng" yah gpp, tp jgn mencuri, dan mejeng dgn hasil curian itu.

aku kadang ga ngerti kenapa yah byk org yg mengambil ide org lain, dan mengclaim itu. mungkin mereka tidak membawa "nara sumber" yg asli krn mereka ingin dilihat terlebih dahulu, dan ingin mengecilkan org lain. egois bukan namanya?
ah lupa? kepentingan org lain mungkin memang bukan yg utama.

di kehidupan sehari2 juga tidak luput dgn kasus serupa. berapa byk status di jejaring social yg mencuri2 utk beken dgn mengambil quotation org lain tanpa memasukan sumber?

berusaha terlihat keren saat jd pembicara dgn mengulang hal2 yg pernah ia dengar dr org lain, dan tidak pernah memberi tahu drmana ia bs mengatakan hal tersebut

contoh berikutnya, pernahkah Anda mengalami hal ini?
A : Tolong temenin si C, dia lagi sakit. aku masih di jalan, belum bs balik.
B : C, kamu sakit ya? aku temenin ya.

zzzzz. entah mengapa, menurut saya itu sangat big deal!!
kenapa si B tidak bilang : Kata si A kamu sakit ya? dia masih di jalan, so aku temenin kamu dl ya..

Seakan2 si B tidak menyampaikan bahwa si A juga peduli dan informasi yang ia dapat tersebut dr si A.
jujur entah kenapa bagi saya tampaknya si B sedang mencari muka. banget. dan tidak mau mengakui keberadaan si A. well mungkin saya negthink disini.

sambil saya merenungkan fenomena di atas,
memang betul setiap manusia ingin diakui eksistensinya. merasa dirinya lbh baik, atau harus lbh baik dr yg lain.

kadang kita lupa kalau segala sesuatu yg kita pny ini juga bukan pny kita. kita hanya "nebeng beken" atas segala hal yg diberikan Tuhan pada kita.
kita lupa bahwa segala sesuatu sbnrnya sudah diciptakan dan sudah ada. kita cuman MENEMUKAN. menemukan di luar tubuh kita, atau berasal dr dlm kita (pikiran dan potensi)
begitu juga dengan saya, yang seakan2 merasa begitu penting, sehingga perlu diakui keberadaannya. yah saya egois.
Memang, kadang kita lupa drmana kita berasal sehingga kita mmngclaim bahwa kita hebat dan patut dihargai. padahal kita sendiri juga "nebeng beken" saja karena pencipta kita luar biasa dan murah hati.. murah hati mmmberikan segala potensi luar biasa dlm diri kita.

Saya bersyukur dengan segala kelemahan saya, sehingga saya tahu betul saya membutuhkan Tuhan, dan ketika saya berhasil, saya tahu itulah kuasa Tuhan yang bekerja di dalam saya.



Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...