Tuesday, December 27, 2016

Bisa Terbiasa


Rasa..
Siapa yang bertahta atasnya?
Mengapa berwenang menaklukannya?
Sudah terlalu lama torehannya menaungi,
meski hati menolak mengerti.
Sebab mengingkari rasa, kehendak siapa?

Bersenandung tanpa rasa, dalam lirih nestapa.
Mengayuh tanpa rasa, dalam temaram tak bersudah.
Mungkinkah berpura-pura?
Hingga nanti terlupa sudah diri tengah berpura?

Sudahlah, kita bisa terbiasa,
menahan rasa.
Atau, menyingkirikan rasa?
Entahlah. Itu kuasa Sang Pencipta

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...