Friday, December 21, 2018

Bahagia

Sibuk lah berbahagia. Sehingga kamu lupa akan kesedihanmu.

Sibuk lah berbahagia.
Sehingga kamu lupa akan kehilanganmu.

Sibuk lah berbahagia.
Sehingga kamu lupa akan amarahmu.

Sibuklah berbahagia.
Sehingga kamu lupa kesepianmu.

Kalau saat ini kamu masih berpura-pura bahagia, berpura-puralah, sampai suatu hari kamu lupa kalau kamu sedang berpura2.

Sibuklah membahagiakan orang lain, lantas kamu paham, bahagia itu bukan tentang diri sendiri.

Friday, October 12, 2018

I believe

I believe that I already did my very best. Really my very best.
To keep thing works. To give. To show. To communicate. To ask.

If it still doesn't work, what else could I say?

I am only human.
I have my own line.
I have my own limit.

If thing still doesn't work when I already try my best, isn't it time to stop? And give up?

Thats what I believe, and it might be wrong. But when you won't tell me what you think, I will keep thinking that I am right. 😊
.

Sunday, September 23, 2018

Menikah lama, Namun Belum Memiliki Anak

Saya memiliki beberapa teman yang telah menikah lama dan belum mempunyai anak.
Saya tau pasti lah orang-orang sekitar jg mulai grasak grusuk mempertanyakan mengapa belum mempunyai anak, dll dll.
Belum lg di judge macam-macam. you can name anything nyinyiran orang2 yang maha benar.

Saya pernah mendengar perkuliahan dan waktu itu dosennya bilang begini, "Saya yakin Tuhan pasti adil. Mungkin orang itu belum dikasih anak karena bisa jadi dia belum pantas jadi seorang ibu." hmm... :") Sedihnya, tidak sedikit jg teman saya yang berpikiran jg seperti itu, jadinya mempertanyakan diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan pasangan, terusik dengan pertanyaan orang lain, dll dll.

Pertanyaan saya, benarkah keluarga kecil ini belum memiliki anak, karena Tuhan yg menganggap dia belum pantas jadi seorang ibu? really?
Pernah kah Anda baca berita ibu yang membunuh anaknya sendiri? Lantas, pantas kah dia sebenarnya mempunyai anak? 
Saya pernah bertemu dengan klien di RSJ, dimana ia dan suaminya dua2nya merupakan pasien RSJ tsb, dan ia melahirkan seorang anak (ya, dalam kondisi sedang menjadi pasien RSJ), akhirnya ia tidak mampu membesarkan anak tersebut. Lantas? pantaskah ia menjadi seorang ibu? Belum lagi tentang seseorang yang akhirnya menjadi sakit jiwa, karena stress punya anak.

Lalu, masih berhakkah kita berpikir bahwa kita belum mempunyai anak meksi telah menikah lama, karena TIDAK PANTAS?

Saya berpikir tampaknya cara kerja Tuhan tidak seperti itu ya. Tuhan terlaluuuu baik dan murah hati. Ia tidak memberi sesuatu kepada kita, karena kita PANTAS menerimanya. No!
Kalau benar Tuhan bekerja karena kepantasan seseorang, saya berpikir mungkin Adam mungkin tidak akan pernah diciptakan. Saya mungkin tidak pernah pantas diciptakan. Mungkin matahari akan berhenti terbit besok, karena sebagian besar orang di dunia ini tidak pantas mendapatkan matahari.

So, berhentilah menghakimi seseorang tidak memperoleh sesuatu, ataupun memperoleh sesuatu, berdasarkan kepantasannya. Bukan hanya soal kehamilan, tp soal yg lain2 juga. Tentang pernikahan? Tentang pasangan? Tentang penyakit? you name it, what else?

Saya tidak tahu mengapa Tuhan mengijinkan itu terjadi. Mungkin orang yang mengalaminya lah yang akan mengerti mksud Tuhan, pada waktunya Tuhan. Mungkin hidupnya perlu didedikasikan kepada hal lain selain anak? Mungkin dia perlu menolong orang lain dengan adopsi? I DON'T KNOW.
Pikiran kita tidak mampu menyelami maksud Tuhan. yang pasti, rancangan Dia adalah rancangan damai sejahtera dan penuh dengan harapan, bukan rancangan kecelakaan.

Kalaupun ada pasangan yang memilih tidak mau mempunyai anak, hargai keputusan mereka. Jangan menyamakan kebahagiaanmu, dengan kebahagiaan mereka.

Just try to stop judging, start loving. 

Monday, August 27, 2018

20 Agustus 2006 - Lahir Baru



Roh ku bertahun–tahun gersang
Mencari kudus pada serakan mayat  raga

Jiwa ku bertahun-tahun terpenjara
Mendamba keajaiban berlumpur noda

Hati ku bertahun-tahun berlirih dusta
Mengharap puing- puing cinta sejati dari dunia

Akal ku bertahun-tahun bernuansa sesat
Mencoba membalik tabung pasir untuk Eden

Tubuh ku bertahun-tahun bercabik darah
Melompat-lompat menerjang nafsu neraka

20 Agustus 2006,
Bapa meraih tabung pasir mayat celaka itu
Mencelupkan lumpur ku ke dasar air kudusNya
Memulangkan neraka, memapahku
melihat EdenNya.
Membasuh dengan urapan Roh Nya.

Ah,… hening bertutur apa
Habis terbuai mujizat cinta abadiNya.
Kuserahkan saja roh, jiwa, hati, akal, tubuh ini
Ke dalam Singgasana Raja
Yang telah mengalahkan maut dan dunia.

                                    (Jeans Esparanci, XII IS 5)

Wednesday, August 15, 2018

MERDEKA (?)

2 hari lagi kita memperingati kemerdekaan Indonesia ya yg ke 73 tahun.

Ngomong2 apa sih arti merdeka itu?
Kalau menurut KBBI, merdeka itu adalah bebas dari perhambaan, bebas dari penjajahan, tidak terikat pada sesuatu atau orang tertentu.


Nah klo dari definisi itu, yakin gak nih kita udah merdeka sepenuhnya..?

Mungkin kita tidak lagi melawan penjajah dari Jepang, Belanda, dll. Tapi, apakah kita masih dijajah? Artinya, apakah kita masih terikat oleh rokok? Pornografi? Narkoba? Social media? Pacar? Teman? Bahkan orang tua? Jika kita masih terikat, artinya kita belum merdeka. Kita masih di jajah. Yg paling mengesalkan itu, kadang kita sudah tau kita ini sbnrnya lagi di jajah, tapi kita merasa terikat, berusaha melepaskan diri, tapi tidak bisa melepaskan diri dari jajahan tersebut, yg ada malah guilty feeling. Guilty feeling kills you, dude! Kills your confidence, kills your self esteem. 😢😟

Saya beberapa kali meng-uninstall instagram saya. Sbnrnya awalnya saya terinspirasi ini dari cerita orang2 yang merasa hidupnya lebih bahagia ketika tidak bermain social media. Awalya saya sulit percaya. Bagaimana mungkin orang bisa bahagia tanpa mengetahui informasi2 yang HITS?😮

Sampai akhirnya saya coba sendiri. Saya berniat mencoba, karena saya tau bahwa saya sudah kecanduan dengan instagram. Yah. Kecanduan. Saat lg diem, lagi butek, lg suntuk, bahkan saat lagi ngobrol dengan orang lain, jari saya otomatis mencari icon instagram di social media saya. Yes. Otomatis! Cari informasi di instagram. Dari informasi yang memang saya pengen tahu, sampai informasi yang saya gak pengen tau, otomatis saya baca. Sampe akhirnya saya muak sendiri membaca informasi yang sebenarnya saya gak pengen tau, tapi karena udah keburu tau, kan jadi penasaran. wkwkwkkwkw.😂

Terakhir kali, bulan Juli kemarin, saya uninstall instagram saya selama 10 hari. Ternyata bener sih, the less you know, the less you care. The less you care, the happier you will be. Haha. 

Nah balik lagi ke masalah penjajahan dan keterikatan. Saya orang yang cukup menyadari kapasitas diri dan membatasi diri, tepatnya setelah mengalami semua up and down kehidupan (halah!). Saya tidak mau membiarkan diri saya terikat akan sesuatu, apalagi seseorang. Ketika sudah merasa terikat dengan instagram, saya memutuskan uninstall instagram sejenak. awalnya sih uring2an, mau cari tombol instagram koq udah ilang dan jadi ga tau berita2 orang2. wwkkww. tp akhirnya bangga juga bisa menaklukan diri sendiri.
kemudian, ketika merasa sudah terikat dengan seseorang, nah ini yg bahaya. Semua fokus saya bener2 hanya ke orang itu. Up and downnya mood saya ditentukan oleh orang itu. Semua pekerjaan bisa saya tinggalkan hanya demi orang itu. Bisa dibayangkan klo orang itu lagi gak ada 1 hari saja? Really. Gue separah itu. Hhaha.. 😌

So, belajar dari kesalahan2 yg ada, biasanya jika saya sudah terlalu merasa “terjajah” seperti itu, saya akan mengambil waktu untuk “berpuasa” sebentar dan mengembalikan fokus saya kepada Tuhan dan pekerjaan. Ketika saya merasa suatu kelompok atau kegiatan tidak baik dampaknya buat saya, biasanya saya memutuskan untuk menghindar segera.

Yah, jika ada orang2 yang bisa mengontrol diri sejak awal dan tidak sampai terikat, itu bagus banget! Saya sih masih kadang kecolongan. Haha. Saya lemah, makanya perlu membatasi diri. 😁 


So, apakah kamu sudah merdeka? Atau masih ada area kehidupan kamu yang masih dijajah? Apa yang kamu usahakan untuk melepaskan diri dari penjajahan tersebut? Semoga kita semua bisa terlepas dari penjajahan ya, agar bisa merdeka sepenuhnya, dan bisa menjalankan tujuan hidup yang sudah Tuhan taruh untuk hidup kita dengan optimal. 😊

Tuesday, August 7, 2018

Hate

Before, I thought that hating you would make everything become easier.

But I was wrong. It getting worse.
Now I love you and hate you at the same time.

The worst part, I started to hate myself.

Thursday, January 25, 2018

Ternyata

Ketika memikirkan kamu, si pikiran sering kali menipu saya. Pikiran ini berkata pada saya bahwa kamu pasti merindukan saya. Kamu pasti menunggu-nunggu kehadiran saya, dan membutuhkan saya.

"Ah, bohong! Dia bahkan tidak memikirkan saya," kata saya kepada pikiran ini. Saya tidak percaya pada si pikiran.

Di lain kesempatan, pikiran itu berkata kepada saya bahwa tidak mungkin kamu memikirkan dan merindukan saya, saya memang tidak pernah ada dalam list kamu.

"Ah, bohong! Dia pasti cuman sedang berpura2 tidak mencari saya," kata saya juga kepada pikiran itu. Saya juga tidak percaya pada pikiran itu.

Saya tidak tahu, siapa yang pembohong sebenarnya? Pikiran yg mana yg sedang menipu saya? Dasar penipu!

Sampai akhirnya saya sadar, jawaban atas pertanyaan ini dan itu tidak lagi penting. Tidak lagi urgent untuk di jawab. Tidak selamanya rasa penasaran itu perlu dipuaskan.

Karena hidup bukan hanya tentang memikirkan respon kamu. Bahagia itu tidak hanya tentang kamu. Hidup ternyata memberi banyak tawa yang telah banyak saya lewatkan.

Tuhan ternyata mengirimkan banyak malaikatnya yang selama ini saya abaikan.

Tuhan ternyata menciptakan banyak hal yang tidak ternikmati hari-hari ini.

Yah, hidup ternyata tidak hanya tentang kamu.

Monday, January 15, 2018

Cemburu

Aku belajar,

Cemburu ternyata memiliki banyak wujud.

Terkadang ia bisa muncul dengan pertanyaan, "Kamu suka sama dia?"
Tidak jarang pula muncul dengan kata sederhana, "Ciyeeee...."

Atau bisa juga ia muncul dengan kalimat yang penuh makna, "Semoga kamu bahagia ya..."

Cemburu juga muncul dengan cara tertawa, Yah, mungkin menutupi sakitnya luka.

Ia bisa pula muncul dengan wajah yang memerah dan kata-kata yang diam.

Pada saatnya mungkin cemburu juga dapat muncul dengan cara tidak muncul kembali.

"Aku tidak lagi peduli," katanya.

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...