Thursday, January 25, 2018

Ternyata

Ketika memikirkan kamu, si pikiran sering kali menipu saya. Pikiran ini berkata pada saya bahwa kamu pasti merindukan saya. Kamu pasti menunggu-nunggu kehadiran saya, dan membutuhkan saya.

"Ah, bohong! Dia bahkan tidak memikirkan saya," kata saya kepada pikiran ini. Saya tidak percaya pada si pikiran.

Di lain kesempatan, pikiran itu berkata kepada saya bahwa tidak mungkin kamu memikirkan dan merindukan saya, saya memang tidak pernah ada dalam list kamu.

"Ah, bohong! Dia pasti cuman sedang berpura2 tidak mencari saya," kata saya juga kepada pikiran itu. Saya juga tidak percaya pada pikiran itu.

Saya tidak tahu, siapa yang pembohong sebenarnya? Pikiran yg mana yg sedang menipu saya? Dasar penipu!

Sampai akhirnya saya sadar, jawaban atas pertanyaan ini dan itu tidak lagi penting. Tidak lagi urgent untuk di jawab. Tidak selamanya rasa penasaran itu perlu dipuaskan.

Karena hidup bukan hanya tentang memikirkan respon kamu. Bahagia itu tidak hanya tentang kamu. Hidup ternyata memberi banyak tawa yang telah banyak saya lewatkan.

Tuhan ternyata mengirimkan banyak malaikatnya yang selama ini saya abaikan.

Tuhan ternyata menciptakan banyak hal yang tidak ternikmati hari-hari ini.

Yah, hidup ternyata tidak hanya tentang kamu.

Monday, January 15, 2018

Cemburu

Aku belajar,

Cemburu ternyata memiliki banyak wujud.

Terkadang ia bisa muncul dengan pertanyaan, "Kamu suka sama dia?"
Tidak jarang pula muncul dengan kata sederhana, "Ciyeeee...."

Atau bisa juga ia muncul dengan kalimat yang penuh makna, "Semoga kamu bahagia ya..."

Cemburu juga muncul dengan cara tertawa, Yah, mungkin menutupi sakitnya luka.

Ia bisa pula muncul dengan wajah yang memerah dan kata-kata yang diam.

Pada saatnya mungkin cemburu juga dapat muncul dengan cara tidak muncul kembali.

"Aku tidak lagi peduli," katanya.

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...