"Kasih yang kamu rasakan harus lebih besar daripada rasa kecewa kamu".
KECEWA. yah, siapa yang tidak pernah merasakan kecewa?
Kecewa saat orang tua kita lebih mempercayai perkataan org lain daripada kita.
Kecewa saat dosen memandang sebelah mata atas tugas hasil begadang semalaman kita.
Kecewa saat orang yang kita cintai tidak mampu menghargai kita saat bersama keluarganya.
Kecewa saat atasan kita tidak mengucapkan terima kasih atas kontribusi kita dalam team.
Apa itu kecewa?
Saat ekspetasi dan harapan Anda tidak sesuai dengan kenyataan yang Anda terima. Itulah kecewa.
"Yah, memang kita tau bahwa untuk mengasihi itu keputusan. Tapi jujur sebagai manusia sulit memang ketika tabungan kasih yang dihasilkan dari hubungan tersebut lebih kecil dari rasa kecewa yang diberikan."
Sulit memang. tapi bukan berarti tidak bisa diusahakan.
Jujur saya menulis ini tanpa arah tujuan, hanya ingin membuat Anda untuk sama-sama berpikir dan check lagi kembali ke hati kita masing2.
Jika kecewa itu muncul karena masalah EKSPETASI, nah yang ber-ekspetasi itu siapa? lantas mengapa menyalahkan orang lain atas tidak terpenuhinya ekspetasi tersebut? ya, saya tau betul bahwa tentu saja dia punya andil dalam menciptakan ekspetasi dalam diri Anda. tapi sekali lagi, Anda lah yang mungkin seharusnya bertanggung jawab untuk memunculkan atau mematikan ekspetasi dan akibat dari hal itu.
Contoh lain, ketika Anda tertarik untuk memulai bisnis baru, kemudian ada teman ada yang merekomendasikan bisnis cafe. Anda pun mempertimbangkan dan MEMUTUSKAN untuk menjalankan bisnis cafe tersebut. pertanyaan saya, jika trnyata bisnis tersebut berjalan tidak baik, lantas apakah Anda akan menyalahkan teman Anda? Lah, itu kan duit Anda. Anda yang mengambil keputusan. Anda sudah menimbang-nimbang sebelumnya.
Hati itu ibarat duit Anda. Jaga baik-baik. dan Jaga sendiri.
Tapi, berhati-hatilah. Jangan jadi menyalahkan diri sendiri. Relakanlah, tarik nafas yang panjang dan ikhlaskan, petiklah sesuatu dari peristiwa tersebut dan jadikan itu pembelajaran hidup.
Dalam kasus di atas, yang bisa dipelajari teman Anda bukan orang yang mahir dalam memilihkan bisnis untuk Anda. Setidaknya untuk saat ini. Suatu saat, meskipun tidak mudah, berikanlah ia kesempatan lagi untuk memberikan saran kepada Anda, mana tau dia sudah ahli karena memperbaiki dan belajar dari "kekeliruannya" dulu.
Kecewa pada orang lain itu memang timbul krn bbrp faktor tampaknya :
1. kita menyangka tidak seharusnya ia melakukan hal yang tidak kita harapkan
2. kita tidak menyangka ia tidak melakukan apa yang kita pikir bisa ia lakukan.
Yah, kita tahu bahwa ia bisa membawakan kita makanan saat kita sakit dan tidak bs bergerak dari kasur, namun ia tidak inisiatif melakukannya. Alasan sederhana tampaknya, tapi jika itu orang terdekat Anda, percayalah itu menyakitkan.
Tapi tunggu dulu, memang alasan kecewa itu bervariasi.
Nah, kasus lainnya, bagaimana jika Anda sudah melakukan yang terbaik, dan hasilnya tidak seperti yang Anda lakukan. Jadi kalau kasus tadi mengenai perilaku orang lain, kali ini mengenai perilaku sendiri yang menyebabkan kecewa.
Sama seperti tadi, tarik nafas yang panjang, dan ikhlaskanlah.
Tidak ada manusia yang sempurna, tapi bukan berarti kita tidak berjuang untuk menjadi lebih baik.
Selama setiap menit nafas masih berhembus, kita masih bisa memperbaiki diri.
Orang lain pasti akan terus berkomentar. yang bisa Anda lakukan hanyalah : JUST BEING BETTER.
Ibaratnya minum racun tapi mengharapkan orang lain yang mati.
Manage your expectation, manage your heart.
No comments:
Post a Comment