Tuesday, November 28, 2017

Bahagia (?)

Apakah itu kebahagiaan? Apakah Anda termasuk orang yang bertanya tentang hal ini?

Topik ini sebenarnya sudah saya tuliskan secara tersirat di tulisan saya tentang senja (Malam Vs Pagi). Namun, ini lebih konkritnya. (atau masih abstrak ya? :p)

Bahagia. Bukankah itu topik yang cukup hits di cari? Bahkan tampaknya pertanyaan yang melebihi tentang cinta. Kenapa? Mungkin karena bahkan setelah mendapatkan cinta, manusia juga terkadang tidak bahagia. 

Kita berangkat dari sebuah contoh dulu :
Ada seorang wanita yang suaminya sangat baik, bertanggung jawab, setia, dll dll dll... Namun, hanya satu yang kurang, ia merasa suaminya kurang romantis. Ia merasa cemburu ketika hari2 special seperti valentine, teman2nya mendapatkan bunga, sedangkan ia bahkan tidak merayakannya. Tiba-tiba ada teman sekantor yang sangat romantis dan sangat perhatian kepada dirinya. Maka mungkin akan ada satu titik wanita tersebut berpikir, "gila, ini yang selama ini gua butuhin dan enggak gua dapatkan." Itulah titik mula perselingkuhan.

Kenapa itu bisa terjadi? Padahal kalau dari sudut pandang kita, sepertinya dia harusnya BAHAGIA. tapi nyatanya tidak, dia masih bisa selingkuh.

Atau misalnya kehidupan para artis. Mereka sudah pasti rupawan, kaya raya, terkenal, bisa memilih pasangan yang mereka inginkan. Tapi toh terlibat narkoba, dan tidak sedikit yang berakhir bunuh diri.

WHY?

Karena itulah manusia. Selalu mencari apa yang kurang dan apa yang ia tidak miliki. 

Dosen saya, DR. Irene P. Edwina, yang mana adalah seorang psikolog senior, menekankan berkali-kali bahwa kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan. (tulisan ini juga terinspirasi dari hasil diskusi beliau)

Yah. Kita tidak sempurna. Kita tidak memiliki semua hal yang kita inginkan.

Setiap orang memiliki definisi kebahagiaan masing-masing, memiliki tujuan dan cita-cita masing2. Lantas, saya punya pertanyaan. Apakah setelah dia mencapai yang dia inginkan, dia bisa bahagia sepenuhnya? Di kondisi terbaik apapun, manusia akan memiliki satu masa atau satu kondisi yang merasa bahwa dirinya KOSONG. HAMPA.

Mungkin Anda sering bertanya-tanya, kenapa saya merasa saya punya segala yang saya mau, tapi ternyata saya masih merasa ada yang kosong. hampa.
Mungkin Anda juga sering bertanya-tanya, orang lain tampaknya begitu sempurna, tapi kenapa dia masih ngeluh tidak bahagia.

Pernahkah? Lantas kita bertanya, kenapa?

Yah, ini jawabannya, dalam kondisi terbaik apapun, manusia tetap akan PERNAH merasa KOSONG dalam dirinya.

Lantas kita bertanya lagi, kenapa? Karena manusia memiliki kecenderungan mencari hal yang ia tidak punya. Energinya habis mencari hal yang tidak ia miliki.

Wanita Indonesia pada umumnya, menganggap bahwa pernikahan adalah hal yang akan membuat mereka bahagia. Mereka menyanjung-nyanjung pernikahan itu seakan-akan sebagai tujuan hidup tertinggi dari umat manusia.

Coba bertanya, pada orang yang sudah menikah, apakah mereka pernah merasa pernah ada kekosongan dalam hati mereka? Pernah cemburu dengan hidup orang lain, misalnya?

Orang yang tidak menikah, apakah ada kekosongan juga dalam hatinya? Ya pasti ada. Kenapa? Lagi-lagi. Manusia selalu mencari sesuatu yang tidak ia miliki.

Tapi, bukan berarti gak ada hal lain yang buat dia bahagia. Kebahagiaan itu bisa dicapai, jika kita tidak TERPAKU pada hal-hal yang tidak kita miliki, atau tidak LAGI kita miliki. Tidak terpaku pada kekosongan yang kita rasakan.

Maka, sebaiknya berfokus sama apa yang kita miliki. Mensyukuri apa yang kita miliki. Kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Tidak perlu dicemburui. Tidak perlu membanding-bandingkan diri.


God is good. In every condition, He is good.

Mungkin, bahkan, kita diijinkan merasakan kekosongan itu, supaya kita sadar eksistensi kita sebagai manusia. Bahwa kita tidak sempurna. Supaya kita tidak sombong. Supaya kita belajar bersyukur.


BIG NOTE :
Jangan sampai Anda meletakkan kebahagiaan Anda pada orang lain, bahaya! Karena manusia itu bukan punya Anda. Manusia itu punya Tuhan, dan Tuhan bisa memanggil mereka kapan saja.

Monday, November 27, 2017

Alasan di balik tulisan2 saya (penting abis judulnya)

Belakangan ini saya rutin lagi menulis, di caption instagram (follow : @je_esparanci) , di blog, dll dan beberapa komentar pun masuk, seperti :

- "Wah, ternyata kamu mellow juga ya." (ini komentar yang paling sering, emank gw petakilan banget ya? hahaha)
- "koq semua tulisannya galau sih?"
- "koq galau terus sih?"

yah meskipun gak jarang yang blg terinspirasi dari tulisan saya juga. (kibas rambut)

Saya juga pernah bilang ke sahabat saya, "aduh kenapa ya aku baru mood nulis kalau lagi mellow. Jadi isininya galau semua." Trus sahabat saya dengan bijak mengatakan, "Yah gak apa, setiap orang kan memiliki inspirasi yang berbeda-beda. Ayo tulis lagi. tulisan kamu itu indah."

Ya ampun, kata-kata itu buat saya jadi gak feeling guilty lagi dan pengen tulis lagi. Makasih ya sahabat.

Memang, jujur saya baru bisa niat nulis jika dalam kondisi yang tidak baik, misalnya lagi sedih, lagi marah. karena saya agak susah dalam menuangkan emosi negatif. nyesek banget gitu rasanya kalau gak di keluarin. Satu-satunya cara yang bisa saya lakukan selain nangis, ya menulis. Yah sekarang ini memang lagi masa-masanya saya ada masalah dan banyak sekali pikiran..


Menulis ini salah satu bakat yang ga saya asah2. Terasahnya cuman saat sedih aja. apa iya harus Tuhan kasih sedih terus baru mau nulis? (ya ampun ngomong dan nampar diri sendiri, pfft.)

dan gaya bahasa serta perenungan saya memang terhitung dalem sih mungkin ya. karena harus pakai banyak makna kiasan, biar gak gamblang banget masalahnya apa.
haha

ya udah sih, gitu aja.

Sunday, November 26, 2017

Luka

What I don't know, won't hurt me.

Yah, pernah ada yg blg bukan, kunci dari move on adalah berhenti mencari tahu.

Karena terkadang, semakin mengetahui, semakin terluka. Maka tidak perlu mengetahui, maka tidak perlu terluka.

Kedepannya pasti akan baik2 saja, hanya saja saat ini perlu waktu utk mengeringkan luka.

Luka itu tidak bs sembuh ketika juga mendapatkan luka lagi di bagian yg sama, terus menerus. Yg ada jadinya luka itu membesar, dan infeksi, dan menjadi sesuatu yg parah.

Butuh waktu utk diam, menjauh dari sumber penyebab luka, dan membiarkan luka itu kering dulu, baru bisa sembuh dan normal kembali.

Bukan, ini bukan tentang orang yang lemah atau org yang koq "tega" karena menjauhi sumber luka. Ini tentang belajar mencintai diri sendiri, sebelum mencintai orang lain.

Saya sadar 100% sumber luka itu gak salah koq. Dia tidak berbuat apa2. Misalnya : tangan saya tergores paku, paku itu tidak salah apa2 koq. Paku itu berniat membantu saya, paku sudah banyak bermanfaat buat hidup saya. Yang salah ya saya, kenapa ga pake sarung tangan saat dekat2 dengan paku. Kenapa saya menggenggam paku terlalu erat padahal tau itu akan berbahaya.

:)



Saturday, November 25, 2017

Kepercayaan

Tahukah, terkadang ketika kita memberikan kepercayaaan kepada seseorang, bukan berarti tidak ada org lain lg yg dapat dipercaya.

Terkadang kita memberi kepercayaan pada seseorang, karena kita menghargai dia sebagai org terdekat kita. Bukan, bukan karena kita tidak memiliki orang lain lagi utk diberikan kepercayaan.

Terkadang jg kita memberikan kepercayaan atas sesuatu yg sbnrnya sepele. Yah. Yg sbnrnya tidak masalah mau dipegang siapapun. Sekedar hal2 kecil, sekedar menguji apakah ia layak dipercaya utk hal2 yg besar di kemudian hari.


Termasuk kepercayaan utk menyimpan sebuah rahasia.

And I've told u thousand times, don't you try break mine.


:)


Friday, November 24, 2017

Matahari dan Bintang



Ketika senja tiba, tidak perlu takut akan kegelapan karena hilangnya matahari. Sebab bintang-bintang (yes, plural) akan dengan segera menggantikan kehadirannya.

Mungkin di suatu malam kita akan berpikir, tentu saja berbeda antara bintang dan matahari. Satu menghadirkan kehangatan, satu lagi menghadirkan kesejukan. Kenyamanan yg dirasakan berbeda. Yah, pasti beda.

Tidak ada hal yg sempurna di dunia ini. .
Bukankah kita tidak bisa selalu mendapatkan semua yg kita mau? Kita tidak bs sesuka hati menginginkan bintang dan matahari sekaligus. Kita jg tidak bs sesuka hati mengatur kapan dan siapa yg harus datang duluan.

Tidak ada hal yg sempurna di dunia ini.

Masing2 baik bintang2 maupun matahari, tetap menghadirkan kebahagiaannya tersendiri. Maka jika malam datang, tidak perlu menangisi kepergian matahari. Menarilah bersama bintang-bintang. Sebelum ia pergi, juga.



Thursday, November 16, 2017

Gerbang Eden Vs Pesona Dosa (Repost Puisi Lama)

(Agustus 2010)

Gerbang Eden Vs Pesona Dosa



Tidakkah kaum Adam dan Hawa melihat
gerbang Eden begitu menggoda
malaikat-malaikat meniup terompet
bunyi sangkakala siap dikumandangkan
memekakkan telinga dunia
hanya ketika ada sesosok
siap melangkah menembus ke dalamnya

AH, kulihat tahta emas mulai ada
pilar-pilarnya mengaggumkan mata
kolam permata mengalir lembut
IStana.. bukan dongeng seperti yang kau kira
bukan yang memenjarakan sang putri di menara

Tapi sebuah istana,
dengan singgasana Raja
nada lembut terdengar dari bibir
damai, syahdu..
birunya langit, putihnya awan.. INDAH..

Hey?? Tapi kenapa..?
Banyak langkah kulihat menjauh..?
rasa tidak layak yang termanipulasi..
bergumul dan akhirnya menghempas semua warisan...

AH.. DOSA..
Pesona DOSA lebih menggoda ternyata...!

Wednesday, November 1, 2017

Hai October

Hai, October :")

Thank you for everything

You might be the hardest month for me so far.

Having depression symptom is not a small thing that could ignore. Hahaha

But I know next level never come easier.
I know it costs sweat, tears, and blood to conquer.

Thank you for preparing me to another big thing(s) ahead.

Thank you for my blessed-28th-birthday too.

Lets prepare and overcome NOVEMBER.

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...