Monday, August 27, 2018

20 Agustus 2006 - Lahir Baru



Roh ku bertahun–tahun gersang
Mencari kudus pada serakan mayat  raga

Jiwa ku bertahun-tahun terpenjara
Mendamba keajaiban berlumpur noda

Hati ku bertahun-tahun berlirih dusta
Mengharap puing- puing cinta sejati dari dunia

Akal ku bertahun-tahun bernuansa sesat
Mencoba membalik tabung pasir untuk Eden

Tubuh ku bertahun-tahun bercabik darah
Melompat-lompat menerjang nafsu neraka

20 Agustus 2006,
Bapa meraih tabung pasir mayat celaka itu
Mencelupkan lumpur ku ke dasar air kudusNya
Memulangkan neraka, memapahku
melihat EdenNya.
Membasuh dengan urapan Roh Nya.

Ah,… hening bertutur apa
Habis terbuai mujizat cinta abadiNya.
Kuserahkan saja roh, jiwa, hati, akal, tubuh ini
Ke dalam Singgasana Raja
Yang telah mengalahkan maut dan dunia.

                                    (Jeans Esparanci, XII IS 5)

No comments:

Post a Comment

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...