Sunday, January 23, 2011

Tembok Telah Membeku

Aq memiliki indera sempurna, lengkap dgn akal dan hati. Aq melihat, merenung, dan merasa!



Aq hny diam dan menatap kalian berteriak, seolah aq tak mampu mengerti.


Aq pny rasa meski aq tak berdaya..!
Jgn kira aq tetap anak kecil yg meronta krn egoku.


Aq ingin melabrak ketika nyata tanganku tak dpt digunakan utk meringankan.


Aq sndiri, kini.. Skrg kalian pergi seolah keremajaan cukup menyusul dewasa.


Yah, aq bercermin dan melihat sosok wanita disana. Hny saja kurasa atmosfer sekitar trlalu dingin.


Luas tak ada org lain, sepi, dingin.
Tak akan ada yg sanggup brtahan dgn kekebalan apapun disana. Terlalu menekan sukma, namun tak cukup alasan tuk mengiba asa.


Ku terhenyak seketika. Memandang tembok2 beku dan terkapar krn nya. Sudahlah,lelah...


Ah! Kuteringat cinta! Secercah sinar lg! Ya kucari ia!


Lah??
Lantas, dimana cinta berada?
Ah sama saja, tak ada lg cahaya...
Sumbunya saja telah terikut membeku krn tak dijaga.


Yah, biarlah.. Segalanya membeku, hingga tak mampu lg merasa.

No comments:

Post a Comment

Puisi yang tak selesai?

Ku mulai khawatir. Khawatir puisi ini tidak akan pernah selesai, karena waktu berhenti lebih cepat daripada yang direncanakan. Semoga tidak ...