X : "Ci, kenapa sih cici keliatannya didikannya keras ke si Y?"
me : "Keras? maksudnya? kyknya malah saya biarkan dah. ahaha"
X : "iya, maksudnya kayak yang gak dimanjain gitu. kesannya kayak gak terlalu diurusin begitu."
me : "haha. karena kalo sama dia, saya tau kapasitas dia. saat dia bener2 gak bisa dan ngehubungin saya, saya tau kapan saya harus ada dan kapan saya pura2 gak tau. lagian gak ke smua anak saya begitu. ada yang sampe skrg masih sering banget saya tegur, dan meskipun kadang dia curhat, saya cuekin. karena beda anak, pasti beda kapasitas, dan beda pengajaran."
dari ngobrol2 ringan tadi. saya jadi kangen mama banget.
Yah, orang2 boleh menilai apa saja tentang cara saya "mendidik" atau "mengajar" anak2 rohani saya. :)
Meskipun terkadang saya tidak bisa memperlihatkan bahwa saya peduli, saya selalu memperhatikan mereka. cara mereka ngobrol ke orang, cara mereka merespon, memperhatikan bagaimana orang2 sekitar memperlakukan mereka. mereka mungkin tidak sadar. saya memikirkan dan menerima masukan dari orang2 sekitar. menerima komplain, komentar, tanggapan, tuntutan, tentang mereka.
Berapa banyak saya lebih memilih mereka daripada zona nyaman saya. Berapa banyak saya merasa harus terus dicambuk untuk tetap maju karena ada mereka. berapa kali saya harus ditegur karena tidak bisa lagi bermanja-manja karena ada mereka. Berapa kali saya terintimidasi rasa bersalah karena harus menjadi role model yang baik buat mereka.
SAYA BERSYUKUR untuk semua. really. :) karena saya belajar sangat banyak. terutama menghargai orang tua kandung saya. :')
Terkadang sebenarnya bagian yang paling tidak mengenakkan justru adalah ketika sebagai "orang tua" kita harus menahan rasa ego kita untuk tidak terlalu "ikut campur" masalah anak.
Suatu kondisi yang tidak nyaman ketika kita mau agar anak kita melakukan "ini dan itu", tetapi kita HARUS membiarkan mereka, supaya mereka bisa terbang, dan mampu mengepakkan sayapnya sendiri dengan lebih kuat lagi.
Hanya bisa melihat dari belakang, seperti pura2 tidak tahu, tanpa mereka tau kita peduli dan sangat takut mereka terjatuh.
Dan orang2 terus men"judge" bahwa kita tidak peduli..
Saya teringat mama saya. kadang saya pikir dia cuek, dia tidak peduli, dia tidak mau tau. Tapi, saya sadar. MANA ADA SIH ORANG TUA YANG TIDAK PEDULI dengan anaknya sendiri?? hanya saja beberapa dari mereka tidak tau bagaimana cara menunjukkannya, ada yang terlalu menunjukkannya sehingga menjadi permisif dan otoriter, dan yang tau caranya tapi anaknya yang tidak mengerti.
Dia (orang tua) hanya menahan ego nya untuk tidak dulu menyapa saya. Mama saya sedang terlalu percaya kepada saya bahwa saya bisa terbang sendiri. Dia tidak sedang peduli apa saya mengingat jasa dia atau tidak.. apa orang lain men"judge" dia atau tidak. dan dia bahkan menahan ego nya dan rindunya untuk tidak menelepon saya duluan kadang, karena dia tau SAYA BISA di Bandung sendiri. dia sedang tidak mempedulikan apa kita merindukannya atau tidak. setidaknya saya yakin, dia mendoakan saya.
Mama saya hanya peduli SAYAP SAYA KUAT!
Mengenai PROSES bagaimana sayap saya bisa menjadi kuat, mama saya hanya terlalu percaya saya punya TUHAN yang hebat, yang selalu saya banggakan dan bisa saya menjaga saya anywhere, anytime. :')
thank you my Lord Jesus..
Thank you Mom, Dad..
Thank you my spiritual mother..
Thank you my all daughters..
I love you...
wahaa~...saya hampir nangis bacanya~,wkwk...
ReplyDelete"mama saya hanya percaya bahwa saya bisa terbang sendiri..."...is it?
yg buat nangis itu sedih atau kenapa floo? :p
ReplyDeletehaha, komen ini sudah dijawab,wkwk
ReplyDelete*hug* mami
ReplyDelete